February 21, 2012

The Help, trully inspiring

The Help. Pertama kali dengar judul film ini, aku sedang minum saat kudengar acara tv sedang menyiarkan nominasi Oscar 2012. Pada saat nominasi Best Picture disebutkan, The Help berada dalam sembilan film yang dinominasikan. Penasaran, lantas aku mulai mencari info tentang film ini di internet. Di sana disebutkan bahwa film ini bercerita tentang kehidupan beberapa orang pembantu rumah tangga (maid) kulit hitam yang hidup di tahun 60an di US. Cukup menarik sepertinya. Apalagi melihat film poster dengan background kuning, yang mengingatkan aku dengan film poster Little Miss Sunshine.

Aku pun mulai bergerilya mencari film ini dan memutuskan untuk pergi ke gudang penyimpanan film yang sudah biasa kukunjungi. Scroll, scroll, scroll, dapat !
Aku pulang dan langsung mulai nonton.

Sejak awal, aku langsung terpukau dengan film ini. Mungkin karena ketertarikanku sejak lama dengan cara berbicara orang-orang Afro-Amerika, atau karena setting 60an dan dikemas dengan cukup baik. Ditambah lagi saat melihat adegan di awal film yang melibatkan seorang anak yang menurutku sangat lucu. Atau mungkin hanya karena sugesti dari pengumuman nominasi Best Picture Oscar 2012, aku gak tahu dengan pasti. Satu hal yang pasti, sejak awal, film ini menurutku mengesankan.

Alur ceritanya maju-mundur. Tate Taylor cukup piawai dalam memainkan adegan yang dapat membuat hati lirih. Karakter-karakter yang ada juga diperankan dengan sangat baik oleh aktris / aktor yang sebagian besar kurang familiar. Oktavia Spencer memerankan perannya dengan sangat mahir. Seakan-akan dia adalah seorang nanny yang hidup di masa itu. Jessica Chastain juga tidak kalah menarik aktingnya. Dia benar-benar bisa memerankan seorang wanita yang ceria namun cenderung innocent. Tidak bisa dikesampingkan juga akting Emma Stone. Perannya sebagai seorang gadis muda penuh ambisi yang hidup di tahun 60an (jaman yang kita tahu cukup menekan ambisi wanita untuk bisa maju) tidak bisa dibilang buruk. Namun, ada satu nama yang sepanjang film membuatku mengepalkan tangan karena kesal (dan mungkin kalian akan melakukan hal yang sama). Dia lah Bryce Dallas Howard. Wanita yang memerankan Gwen di Spiderman ini berperan sebagai seorang wanita konvensional dan dapat dikategorikan sebagai black-hater. Peran antagonisnya dalam film ini benar-benar membuat suasana jadi panas. Lagu-lagu yang digunakan dalam film ini juga sangat menggambarkan lagu era 60an di US.

Kesedihan, kegigihan, spontanitas, rasa humor, keberanian, semuanya ada dalam film ini. Score akhir yang cocok sepertinya 9/10. Kalau kalian mencari film yang cocok untuk ditonton bersama keluarga, cobalah untuk tonton The Help.

No comments:

Post a Comment