Semua orang pasti pernah mendengar frasa di atas. Ya, bagi para pencinta God Bless atau mungkin hanya sekedar mendengar, kata-kata tersebut tak terasa asing lagi. Sebuah lagu yang menggambarkan kehidupan manusia di dunia. Di tengah sebuah cerita, atau mungkin lebih tepat disebut drama.
Yakinkah dengan Anda dengan hal itu ? Yakinkah bahwa dalam hidup ini, kita hanya memainkan sebuah peran. Atau mungkin Anda malah balik bertanya “Bisakah saya memainkan peran lain, karena saya sudah bosan memainkan peran ini”. Drama. Sebuah karya yang memiliki alur cerita yang jelas dan seorang sutradara sebagai pengatur jalannya cerita, dilengkapi setting dan penokohan serta dialog antarpemain. Semuanya terasa sudah diatur. Dari semuanya itu, mungkin pertanyaan terbesarnya adalah “Mengapa kita bersandiwara?”
Tapi kita teliti, sebuah drama memiliki sebuah alur cerita yang sudah diketahui oleh para pemainnya. Coba kita kembali pada kehidupan kita. Tahukah Anda alur kehidupan Anda ?. Bagaimana jalan cerita kisah Anda di kemudian hari ?
Anda mungkin sering memimpikan untuk memiliki istri yang cantik, atau menjadi serorang kosmonot yang disegani atau menjadi seorang presiden, atau hanya menjadi seorang yang kompeten terhadap kehidupan. Bisakah kita melihat kekonkretannya ?
Orang bijak berkata “Induk dari segala permasalahan adalah diri kita sendiri”. Seandainya.hal tersebut benar, maka jawaban segala permasalahn tadi ada dalam diri kita. Back to nature. Mungkin kata itu yang paling cocok.
Mungkin saat ini, Anda kehillangan alur Anda, sehingga semuanya terasa so unreachable.
Kalau memang itu kejadiannya, coba Anda ambil kayu, lalu pukul kepala Anda dengan kayu tersebut. Mungkin kayu tersebut dapat mengembalikan kembali alur Anda, karena di dalam dunia ini tidak ada yang tak mungkin. Hanya mungkin belum waktunya. Layaknya sebuah pementasan, setiap dialog mempunyai waktu tertentu, bukannya diisi dengan dialog tertawa atau menangiis terus-menerus.
Jadi, mulai sekarang, yakinkan diri Anda bahwa Anda lah sutradara dari drama Anda tadi. Pintar-pintarlah membagi peran dan jangan mementaskan sebuah monolog. Dan ingatlah bahwa sandiwara atau drama kita adalah nadi dari bumi. Tanpa adanya mereka tadi, mungkin Anda lebih memutuskan untuk tinggal di bulan. Tetaplah berjalan dan ingatlah poinnya “Mengapa kita bersandiwara” .
Yakinkah dengan Anda dengan hal itu ? Yakinkah bahwa dalam hidup ini, kita hanya memainkan sebuah peran. Atau mungkin Anda malah balik bertanya “Bisakah saya memainkan peran lain, karena saya sudah bosan memainkan peran ini”. Drama. Sebuah karya yang memiliki alur cerita yang jelas dan seorang sutradara sebagai pengatur jalannya cerita, dilengkapi setting dan penokohan serta dialog antarpemain. Semuanya terasa sudah diatur. Dari semuanya itu, mungkin pertanyaan terbesarnya adalah “Mengapa kita bersandiwara?”
Tapi kita teliti, sebuah drama memiliki sebuah alur cerita yang sudah diketahui oleh para pemainnya. Coba kita kembali pada kehidupan kita. Tahukah Anda alur kehidupan Anda ?. Bagaimana jalan cerita kisah Anda di kemudian hari ?
Anda mungkin sering memimpikan untuk memiliki istri yang cantik, atau menjadi serorang kosmonot yang disegani atau menjadi seorang presiden, atau hanya menjadi seorang yang kompeten terhadap kehidupan. Bisakah kita melihat kekonkretannya ?
Orang bijak berkata “Induk dari segala permasalahan adalah diri kita sendiri”. Seandainya.hal tersebut benar, maka jawaban segala permasalahn tadi ada dalam diri kita. Back to nature. Mungkin kata itu yang paling cocok.
Mungkin saat ini, Anda kehillangan alur Anda, sehingga semuanya terasa so unreachable.
Kalau memang itu kejadiannya, coba Anda ambil kayu, lalu pukul kepala Anda dengan kayu tersebut. Mungkin kayu tersebut dapat mengembalikan kembali alur Anda, karena di dalam dunia ini tidak ada yang tak mungkin. Hanya mungkin belum waktunya. Layaknya sebuah pementasan, setiap dialog mempunyai waktu tertentu, bukannya diisi dengan dialog tertawa atau menangiis terus-menerus.
Jadi, mulai sekarang, yakinkan diri Anda bahwa Anda lah sutradara dari drama Anda tadi. Pintar-pintarlah membagi peran dan jangan mementaskan sebuah monolog. Dan ingatlah bahwa sandiwara atau drama kita adalah nadi dari bumi. Tanpa adanya mereka tadi, mungkin Anda lebih memutuskan untuk tinggal di bulan. Tetaplah berjalan dan ingatlah poinnya “Mengapa kita bersandiwara” .
No comments:
Post a Comment